Ayat Hari Ini...

Jumat, 31 Desember 2010

Sastra : Jika Aku Nanti Benar-Benar Pergi

Oleh : Rijal L Fikri


Jika aku nanti benar-benar pergi, biarlah  air matamu mengaliri riak-riak air, aku berdo’a semoga  sampai pada sungai Nil, tempat dimana aku menantimu dan membasuh rinduku yang membuncah, sebab disanalah aku senantiasa berbisik pada musim yang renta, memunguti sisa-sisa pertemuan kita yang tersembunyi dan lucu, menghadirkan tubuhmu di hatiku lewat lembar-lembar mushaf yang kubaca untukmu. Dan pada anginlah kutitipkan keutuhan cinta kita, menebar harum dan beri’tikaf pada semesta.

Jika nanti aku benar-benar pergi, biarkan bibirmu membisikkan cinta dan membahasakan doa, kan kuabadikan di langit yang berbeda, kutabuh jadi irama padang pasir pengiring zikirku di renyuh malam, di suatu tempat orkestra sunyi, opera suci dan syair-syair sufi disenandungkan. Tapi tanpamu sayang, Mesir bagiku adalah kemarau. Separuh jiwaku tertinggal pada keindahan wujudmu.

Jika nanti aku benar-benar pergi,  simpanlah sajak yang pernah kutulis, biarkan ia berbicara pada malammu yang gelisah, biarkan ia memandangmu di kamar tidurmu yang sunyi, biarkan ia membelai rambutmu hingga kau pulas dengan mimpi-mimpi yang indah, biarkan ia mengenang saat kau janjikan aku dan aku janjikan engkau.

Sayang, jangan kau tanyakan lagi tentang arti kesetiaan, biarkan ia mengalir, menyelipkan senja di jalan darah, nadi dan aorta sampai tuhan menyuratiku untuk pulang memilikimu seluruh.
Prenduan, 28 januari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar